JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam membukukan perolehan laba bersih yang mengalami peningkatan sebesar 197 persen year on year (yoy), mencapai nilai Rp6,61 triliun pada kuartal III-2025.
Jumlah ini dibandingkan dengan laba bersih senilai Rp2,23 triliun yang dicatat pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Sejalan dengan pencapaian tersebut, Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) perseroan tumbuh 137 persen (yoy) menjadi Rp9,33 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan nilai Rp3,93 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama ANTM, Achmad Ardianto, dalam keterangan resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (28/10/2025), mengatakan bahwa kinerja ini mencerminkan kuatnya fundamental perusahaan, dan menjadi penyemangat seluruh insan perseroan dalam proses bertransformasi menuju bisnis yang berkelanjutan.
“Capaian ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk yang dijalankan perusahaan,” ujar Ardianto.
Ia menyampaikan bahwa perseroan tidak hanya berfokus pada peningkatan kinerja keuangan, tetapi juga pada penciptaan nilai dalam jangka panjang melalui penerapan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
“Kami terus berinovasi pada setiap aspek operasional, bisnis, dan sustainability guna menciptakan nilai tambah dan manfaat yang berkelanjutan bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan,” ujar Ardianto.
Perseroan mencatatkan penjualan komoditas emas, nikel, dan bauksit yang tumbuh 67 persen (yoy), mencapai nilai Rp72,03 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan sebesar Rp43,20 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Segmen emas memberikan kontribusi sebesar 81 persen, segmen nikel (termasuk produk feronikel dan bijih nikel) berkontribusi 15 persen, serta segmen bauksit dan alumina berkontribusi 3 persen terhadap total penjualan perseroan di kuartal III-2025.
Penjualan emas tumbuh 64 persen (yoy) menjadi senilai Rp58,67 triliun, penjualan nikel (produk feronikel dan bijih nikel) tumbuh 83 persen (yoy) menjadi senilai Rp11,15 triliun, dan penjualan bauksit dan alumina tumbuh 68 persen (yoy) menjadi senilai Rp1,95 triliun.
Dari sisi pangsa pasar, penjualan domestik perseroan berkontribusi sebesar Rp69,31 triliun atau setara dengan 96 persen dari keseluruhan total penjualan bersih perseroan pada kuartal III-2025.
Pada kuartal III-2025, perseroan mencatatkan laba kotor yang meningkat 168 persen (yoy) menjadi senilai Rp10,98 triliun, dibandingkan dengan senilai Rp4,10 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Seiring dengan itu, laba usaha perseroan tumbuh 323 persen (yoy) menjadi Rp7,89 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan senilai Rp1,86 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada kuartal III-2025, perseroan membukukan penurunan beban keuangan sebesar 41 persen (yoy) menjadi Rp103,68 miliar, dibandingkan senilai Rp176,49 miliar.
Hal ini sejalan dengan upaya menurunkan interest bearing debt pada tahun 2025 sebagai bagian dari program efisiensi.
Peningkatan kinerja tersebut mendorong kenaikan laba bersih per saham dasar menjadi Rp248,62 per saham dasar per kuartal III-2025, atau meningkat secara signifikan 171 persen (yoy) dibandingkan sebesar Rp91,60 per saham dasar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Total aset perseroan tumbuh 17 persen (yoy), mencapai Rp48,07 triliun pada kuartal III-2025, dibandingkan dengan senilai Rp40,98 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Nilai ekuitas perseroan tercatat senilai Rp35,20 triliun pada kuartal III-2025, atau tumbuh 16 persen (yoy) dibandingkan senilai Rp30,38 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.